Kamis, 29 Desember 2011

Mengenal Lebih Jelas Tentang Kutipan

1. Pengertian Kutipan
Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

2. Fungsi Kutipan
  • Landasan teori
  • Penguat pendapat penulis
  • Penjelasan suatu uraian
  • Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.

3. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengutip
  • Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan it perlu
  • Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
  • Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
  • Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
  • Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
  • Teknik penulisan kutipan dan kaitannya denga sumber rujukan.

4. Prinsip Mengutip
  • Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun tekniknya. Bila penulis terpaksa mengadakan perbaikan, penulis harus memberi keterangan. Contoh:
‘Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam uang.’
Pengutip tahu bahwa dalam kalimat it ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya Cara memperbaikinya:
1) ‘Tugas bank antara lain memberi pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.’
2) ‘Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!] uang.’
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya.
  • Menghilangkan bagian kutipan, diperkenankan menghilangkan bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian it tidak menyebabkan perubahan makna.

Cara:
1) menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi.
2) menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi sepanjang garis (dari magin kiri sampai ke margin kanan).

5. Jenis Kutipan
Terdapat beberapa jenis kutipan, antara lain adalah Kutipan langsung dan Kutipan Tidak langsung. Disini saya akan mencoba menjelaskan jenis-jenis kutipan tersebut.
  • Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya, atau sumber yang kita ambil untuk mengutip. Disini kita sama sekali tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau kalimat dari sumber kutipan kita.Kalaupun ada keraguan atau kesalahan dalam kutipan yang kita ambit tersebut kita hanya dapat memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip langsung tanpa ada editan dan kita tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan dari kutipan ynag kita ambil. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ]. Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll.
  • Kutipan Tidak Langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
  • Kutipan pada catatan kaki selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip sepertidalam teks asli.
  • Kutipan atas ucapan lisan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
  • Kutipan dalam kutipan ada dua cara :
  • Bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tunggal atau kutip ganda;
  • Bilakutipan asli memakai tanda kutip tunggal kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bilakutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.
  • Kutipan langsung pada materi, dimulai dengan materi kutipn hingga perhentian terdekat, (dapat berupa koma, titik koma,atau titik) disususl dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.

6. Cara Mengutip
  • Kutipan Langsung,
Yang tidak lebih dari empat baris:
  • Kutipan diintegrasikan dengan teks
  • Jarak antar baris kutipan dua spasi
  • Kutipan diapit dengan tanda kutip
  • Sesudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan it diambil.
Yang lebih dari empat baris:
  • kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
  • jarak antar baris kutipan satu spasi
  • kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan
  • kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip
  • di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)).

  • Kutipan tak langsung
  • Kutipan diintegrasikan dengan teks
  • jarak antar baris kutipan spasi rangkap
  • kutipan tidak diapit tanda kutip
  • sesudah selesai diberi sumber kutipan.
  • Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
  • Kutipan atas ucapan lisan
Harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau tidak langsung.

  • Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat kutipan. Dapat dilakukan dengan dua cara:
  • bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda
  • bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal

  • Kutipan langsung pada materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga penghentian terdekat (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
Contoh:
“Jelas,” kata Prof. Haryati, “kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.”
Catatan: Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.

Daftar Pustaka

1. Pengertian
Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang dimaksud dengan daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikelartikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya. yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam. daftar pastaka mungkin tidak penting artinya, tetapi bagi seorang sarjana seorang calon sarjana. atau scorang cendekiawan. daftar kepustakaan itu merupakan suatu hat yang sangat penting.
Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan itu. para sarjana atau cendekiawan dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula horison pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.

2.Fungsi Daftar Pustaka
Fungsi sebuah daftar pastaka hendaknya secara tegas dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki. Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebab itu referensi itu harus menunjuk dengan tepat tempat. dimana pembaca dapat menemukan pernyataan atau ucapan itu. Dalam hal ini selain pengarang, judul buku dan sebagainya. harus dicantumkan pu/a nomor halaman di mana pernyataan atau ucapan itu bisa dibaca. Sebaliknya sebuah daftar pastaka memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan. Karena itu fungsi catatan kaki dan daftar pastaka seluruhnya tumpang-tindih satu sama lain. Di pihak lain daftar pastaka dapat pula dilihat dan segi lain. yaitu ía berfungsi sebagai pelengkap dan sebuah catatan kaki. Mengapa daftar pastaka itu dapat pula dilihat sebagai pelcngkap? Karena bila seorang pembaca iugin mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang terdapat pada catatan kaki. maka ia dapat mencarinya dalam daftar pastaka. Dalam daftar pastaka dapat mengetahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku atau majalah itu.

3.Unsur-Unsur dalam Daftar Pustaka
Unsur-unsur yang harus kita perhatikan dalam menulis daftar pustaka diantaranya: nama pengarang, penerjemah, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit. Selain itu ada pula unsur-unsur yang bisa ada namun tak selalu ada, misalnya: nama editor atau penyunting, jilid buku, edisi buku, dan anak judul. Disebut tak selalu ada karena tak semua buku memiliki unsur-unsur ini.

Nama Pengarang :
  • Nama belakang ditulis lebih dahulu daripada nama depan, meskipun bukan merupakan nama keluarga.
Misalnya: Dewi Rieka…………..> ditulis sebagai:  Rieka, Dewi.
Nama belakang yang bagian akhirnya berupa singkatan tidak diletakkan di bagian depan pembalikan.Misalnya: Triani Retno A  ………………>  ditulis sebagai:  Retno A, Triani  dan bukan A, Triani Retno
  • Nama yang mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di depan dalam pembalikan adalah nama yang tercantum setelah gelar.Misalnya: Rahman Sutan Radjo  ………………..>  ditulis sebagai: Rajo, Rahman Sutan
  • Nama yang mencantumkan kata bin atau binti, maka yang dicantumkan di depan dalam penulisan daftar pustaka adalah nama yang tercantum setelah kata bin atau binti tersebut.Misalnya: Siti Nurhaliza binti Rustam  ……………..> ditulis sebagai: Rustam, Siti Nurhaliza binti
  • Nama pengarang memiliki nama majemukMisalnya: Hillary Rodham-Clinton ………………………> ditulis sebagai: Rodham-Clinton, Hillary  dan bukan Clinton, Hillary Rodham.
  • Nama keluarga berada di bagian depan nama seperti nama-nama orang Cina, maka tidak perlu ada pembalikan nama dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya: Wong Kam Fu   ………..> ditulis sebagai: Wong, Kam FuKecuali jika mencantumkan nama Barat, maka asas pembalikan nama ini tetap berlaku. Misalnya: Michelle Yeoh  ………….>  ditulis sebagai: Yeoh, Michelle
  • Penulisan nama-nama pengarang dari Eropa yang memiliki kata depan, kata sandang, atau perpaduannya juga memiliki peraturan tersendiri dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya nama-nama Italia yang nama keluarganya didahului dengan awalan, maka kata utama ada pada awalan tersebut. Misalnya:  Leonardi Di Caprio …………………> ditulis sebagai:  Di Caprio, LeonardoAkan tetapi, nama-nama Italia yang nama keluarganya berawalan d’ de, de’, degli, dei, dan de li, maka kata utama ada nama setelah awalan itu. Misalnya: Lorenzo d’Montana …………>  ditulis sebagai: Montana, Lorenzo d’

Tahun Terbit :
  • Apabila ada 2 buku atau lebih yang dikarang oleh pengarang yang sama, maka yang ditulis pertama kali adalah yang tahun terbitnya paling dulu.
  • Apabila buku tersebut tidak diketahui tahun terbitnya, maka cukup ditulis dengan ‘t.t’ (tanpa tahun).
  • Pemisahan antara unsur tahun terbit dengan menggunakan tanda titik.

Judul Buku :
  • Semua huruf pertama dari setiap kata dalam judul buku ditulis dengan menggunakan huruf kapital kecuali kata-kata tugas seperti ‘dan’, ‘untuk’, ‘di’, ‘yang’, ‘atau’, ‘dari’, ‘ke’, dll.
  • Jika daftar pustaka diketik dengan komputer maka penulisan judul buku dengan menggunakan huruf miring (italics).
  • Jika ditulis tangan atau diketik manual maka penulisan judul buku diberi garis bawah.
  • Pemisahan antara unsur judul buku dengan unsur tempat terbit menggunkan tanda titik.

Tempat (Kota Terbit) :
  • Tempat terbit cukup dengan menyebutkan kota di mana penerbit buku itu berlokasi.
  • Pemisahan antara unsur tempat terbit dengan nama penerbit menggunakan tanda titik.

Nama Penerbit :
  • Pada bagian ini, kita cukup menuliskan nama perusahan/lembaga yang menerbitkan buku tersebut.
  • Setelah unsur nama penerbit diakhiri dengan tanda titik.

4.Jenis-Jenis Daftar Pustaka
  • Kelompok Textbook
    a. Penulis perorangan
    b. Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
    c. Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga
    d. Buku terjemahan
  • Kelompok Jurnal
    a. Artikel yang disusun oleh penulis
    b. Artikel yang disusun oleh lembaga
    c. Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi /
    simposium
  • Kelompok disertasi / tesis
  • Kelompok makalah / informasi dari Internet

5. Penyusunan Daftar Pustaka
  • Nama pengarang diurutkan menurut urutan alfabetis. Nama yang dipakai dalam urutan itu adalah nama keluarga, bila ada nama keluarga.
  • Bila tak ada nama pengarang, maka judul buku atau judul artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabetis. Kata sandang dalam bahasa barat tidak diperhitungkan untuk penyusunan ini.
  • Bila seorang pengarang membuat lebih dari satu referensi, maka untuk refernsi kedua dan seterusnya nama pengarang tidak perlu dicantumkan, tetapi dianti dengan garis sepanjang 5 (lima) atau 7 (tujuh) ketukan.
  • Jarak antar bris untuk satu referensi atau spasi, jarak anatar muka rsensi yang alain dua spasi
  • Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan.

Sabtu, 12 November 2011

Bahasa Indonesia #2

Langkah-langkah membuat outline
1.  Tentukan tema apa yang akan Anda tulis.
2.  Undang kehadiran ide dengan membuka pikiran Anda terhadap semua ide yang  datang. Jangan pernah membatasi diri dengan aliran ide dari kecerdasan semesta.
3.   Segera tulis ide-ide tersebut ke atas kertas, sekenanya. Jangan dikritisi. Biarkan ide-ide itu hadir dan mengalir begitu saja. Tugas Anda hanya menuliskannya.
4.   Setelah cukup banyak ide yang berhasil Anda petik, periksalah cacatan Anda tadi. Amati dan seleksilah ide-ide itu satu demi satu. Yang relevan dengan tema yang Anda kehendaki, pakailah. Sebaliknya, kalau tidak berkaitan atau amat sedikit kaitannya, coret saja.
5.   Susunlah sederetan ide yang Anda pilih itu secara sistematis. Mungkin dari yang umum ke yang khusus atau disusun secara kronologis. Perhatikan betul sistematisasi ide yang Anda susun itu. Pastikan tidak ada gagasan yang melompat-lompat. Buatlah susunan ide itu mengalir, kompak, dan sealur dari ide pertama, kedua, ketiga, dan selanjutnya sampai gagasan yang terakhir.
6.   Kembangkan setiap ide utama dengan kalimat-kalimat penjelas/pelengkap. Satu ide utama bisa dikembangkan menjadi satu paragraf. Kalau Anda mempunyai 10 ide utama, maka minimal Anda sudah mendapatkan 10 paragraf. Ini sudah cukup untuk sebuah artikel.

Macam-macam outline
Macam – macam kerangka karangan tergantung dari dua parameter yaitu : berdasarkan sifat perinciannya, dan kedua berdasarkan perumusan teksnya.
Berdasarkan Perincian
Berdasarkan perincian yang di lakukan pada suatu kerangka karangan, maka dapat di bedakan kerangka karangan sementara ( informal ) dan kerangka karangan formal.
Kerangka Karangan Sementara
Kerangka karangan sementara atau informal merupakan suatu alat bantu, sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah. Sekaligus ia menjadi dasar untuk penelitian kembali guna mengadakan perombakan – perombakan yang di anggap perlu. Karena kerangka karangan ini hanya bersifat sementara, maka tidak perlu di susun secara terperinci. Tetapi, karena ia juga merupakan sebuah kerangka karangan, maka ia harus memungkinkan pengarangnya menggarap persoalannya secara dinamis, sehingga perhatian harus di curahkan sepenuhnya pada penyusunan kalimat – kalimat, alinea – alinea atau bagian – bagian tanpa mempersoalkan lagi bagaimana susunan karangannya, atau bagaimana susunan bagian – bagiannya.
Kerangka karangan informal ( sementara ) biasanya hanya terdiri dari tesis dan pokok – pokok utama, paling tinggi dua tingkat perincian. Alasan untuk menggarap sebuah kerangka karangan semntara dapat berupa topik yang tidak kompleks, atau karena penulis segera menggarap karangan itu.
Kerangka Karangan Formal
Kerangka karangan yang bersifat formal biasanya timbul dari pertimbangan bahwa topik yang akan di garap bersifat sangat kompleks, atau suatu topik yang sederhana tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera menggarapnya.
Proses perencanaan sebuah kerangka formal mengikuti prosedur yang sama seperti kerangka informal. Tesisnya di rumuskan dengan cermat dan tepat, kemudian di pecah – pecah menjadi bagian – bagian bawahan ( sub – ordinasi ) yang di kembangkan untuk menjelaskan gagasan sentralnya. Tiap sub – bagian dapat di perinci lebih lanjut menjadi bagian – bagian yang lebih kecil. Sejauh di perlukan untuk menguraikan persoalan itu sejelas – jelasnya. Dengan perincian yang sekian banyak, sebuah kerangka karangan dapat mencapai lima atau tiga tingkat perincian sudah dapat di sebut kerangka formal.

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.

Unsur alinea
1. Alinea yang Memiliki Empat Unsur
Susunan alinea jenis ini terdiri atas :
a. Tarnsisi (berupa kata,kelompok kata,atau kalimat);
b. Kalimat topik;
c. Kalimat pengembang;
d. Kalimat penegas.
2. Alinea yang Memiliki Tiga Unsur
Alinea jenis ini terdiri atas :
a. Transisi (berupa kata,kelompok kata,atau kalimat);
b. Kalimat topik;
c. Kalimaat pengembang.
3. Alinea yang Memiliki Dua Unsur
Alinea jenis ini terdiri atas :
a. Kalimat topik;
b. Kalimat pengembang.

Ciri-ciri pembuatan kalimat utama:
Kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang dapat diperinci.
Contoh: Rara Andhari adalah istri yang soleha,
kalimat ini dapat dijelaskan lebih lanjut apa saja yang membuktikan bahwa Rara Andhari adalah seorang istri yang soleha dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung.
Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dll..
Kalimat penjelas berarti apabila dihubungkan dengan kalimat-kalimat di dalam paragraf, lalu kalimat penjelas sering memerlukan kalimat penghubung. Kelengkapan paragraf berhubungan dengan cara mengembangkan paragraf.


Macam-macam alinea

1. Alinea Pembuka
Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.

2. Alinea Isi
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.

3. Alinea Penutup
Alinea penutup merupakan alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau karangan. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.

Untuk menciptakan sebuah wacana atau karangan yang baik diperlukan ketiga aspek tersebut agar para pembaca dapat membaca dan mengerti arti dari wacana atau karangan yang kita buat. Selain itu kita harus membaca terlebih dahulu wacana atau karangan yang kita buat agar kita tahu dimana letak kesalahan kita supaya kita dapat memperbaiki tau merevisi karangan kita sebelum dibaca oleh banyak orang.

Bahasa Indonesia #1

1. Apa yang menyebabkan Ragam Bahasa?
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda 
menurut topik yang dibicarakan menurut hubungan pembicara, kawan bicara, 
dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan.

Penyebab-penyebab adanya ragam bahasa disebabkan beberapa hal yaitu :
Perbedaan wilayah
Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang berbeda 
seperti wilayah Jawa dan Papua dan beberapa wilayah Indonesia lainnya.

Perbedaan demografi
Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda seperti wilayah di daerah pantai, 
pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan bahasa yang singkat jelas dan 
dengan intonasi volume suara yang besar. Berbeda dengan pada pemukiman padat 
penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar dikarenakan lokasinya 
yang saling berdekatan dengan intonasi volume suara yang kecil.

Perbedaan adat istiadat
Setiap daerah mempunyai kebiasaan dan bahasa nenek moyang senderi sendiri dan 
berbeda beda.

2. Jelaskan perbedaan istilah umum dan khusus dalam penggunaan wacana?
Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu, yang karena 
dipakai secara luas, menjadi unsur kosakata umum.
Misalnya:
• Anggaran belanja
• Daya
• Nikah
• Penilaian
• Radio
• Takwa
Istilah khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada bidang tertentu saja.
Misalnya:
• Apendektomi
• Bipatride
• Kurtosis
• Pleistosen

3. Jelaskan pola kalimat dasar bahasa Indonesia?
Pola kalimat dasar
Pola kalimat dasar bahasa Indonesia adalah pola kalimat yang hanya terdiri atas 
satu klausa dimana di dalam kalimat dasar tersebut hanya ada satu subjek dan satu
predikat, di samping itu terdapat juga objek dan pelengkap serta keterangan.
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa kalimat dasar memiliki satu struktur 
kalusa dengan pola SP, SPK, SPO, SP Pel, SPO Pel, dan SPOK.

Unsur kalimat
Subyek (S)
• Disebut juga pokok kalimat, karena merupakan unsur inti suatu kalimat.
• Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang dibendakan.
• Merupakan jawaban dari pertanyaan “Siapa” atau “Apa”.

Predikat (P)
• Unsur inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan subyek.
• Biasanya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS).
• Merupakan jawaban dari pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”.
Objek (O)
• Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
• Biasanya terletak di belakang predikat.
• Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.

4. Jelaskan syarat -syarat kalimat efektif?

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam 
pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu 
sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.

Kriteria kalimat efektif :
a. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis 
dan sistematis.
b. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
Syarat pertama bagi kalimat efektif mempunyai struktur yang baik. 
Artinya kalimat itu harus memiliki unsur-unsur subjek dan predikat,
atau bisa di tambahkan dengan objek, keterangan dan unsur-unsur subjek,
predikat,objek, keterangan, dan pelengkap melahirkan keterpaduan arti yang
merupakan ciri keutuhan kalimat.
• Subjek adalah unsur yang melakukan suatu tindakan atau kerja dalam suatu kalimat.
• Predikat adalah sebagai unsur kata kerja.
• Objek adalah Unsur yang dikenai kerja oleh subyek.
• Keterangan dapat berupa keterangan waktu ataupun tempat selama kejadian.
• Pelengkap adalah unsur yang melengkapi kalimat yang tak berobyek.
Syarat-syarat kalimat efektif: (memiliki)
1. Kesepadanan dan Kesatuan
Untuk dapat mencapai kesepadanan dan kesatuan dalam kalimat efektif, 
perlu di perhatikan beberapa hal karena kesepadanan ini memiliki ciri.
• Memiliki fungsi Subjek dan predikat
• Kata penghubung intrakalimat dan antarkalimat
• Gagasan pokok
• Penggabungan dengan menggunakan “yang”, “dan”
• Penggabungan Menyatakan “sebab”, “waktu”
• Penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan tujuan
2. Kesejajaran : penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi 
bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial.
3. Penekanan dalam kalimat
Seorang pembicara biasanya akan memberikan penekanan pada bagian kalimat 
dengan memperlambat ucapan, meninggikan suara dan sebagainya pada bagian kalimat tadi.
4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata, 
frase atau bentuk lainnya yang di anggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkup gramatikal dan makna kata.
5. Kevariasian
Dalam menulis sebuah tulisan, kevariasian sangatlah penting. Hal tersebut 
dikarenakan, apa ila tulisannya panjang, pembacanya akan merasa bosan. 
Oleh karena itu kevariasian sangatlah penting, agar sang pembaca tidak merasa 
jenuh saat membaca tulisan sang penulis.

Minggu, 06 November 2011

StudRecExam.Java

public class StudRecExam
{
public static void main( String[] args ){
CobaOverride JamarisRecord = new CobaOverride();

//Memberi nama siswa
JamarisRecord.setName("jamaris");
//Memberi nilai siswa
JamarisRecord.setNilai(80,90,79);
//Memberi alamat siswa
JamarisRecord.setAddress("Jakarta Timur");
//Menampilkan nama siswa
System.out.println("Nama : "+JamarisRecord.getName() );


//Menanmpilkan alamat siswa
System.out.println("Alamat : "+JamarisRecord.getAddress());

//Menampilkan nilai siswa

System.out.println("Nilai rata-rata = "+JamarisRecord.getAverage());

System.out.println("Count = "+CobaOverride.getStudentCount());
}



     

}
class CobaOverride extends StudRec {

        @Override
public String getName()
{

System.out.println("Mahasiswa Lulusan Terbaik");
System.out.println("Universitas Gunadarma");
return name;}

}
 

StudRec.Java

public class StudRec {

    static class setNilai {

        public setNilai() {
        }
    }
public String name;
private String address;
private int age;
private double mathGrade;
private double englishGrade;
private double scienceGrade;
private double average;
private static int studentCount;

//Menghasilkan nama dari Siswa
public String getName(){
return name;
}
public String getAddress(){
return address;
}

//Mengubah nama siswa
public void setName( String temp ){
name = temp;
}
public void setAddress( String temp ){
address = temp;}
public void setNilai(int m,int s,int e){
mathGrade=m;
scienceGrade=s;
englishGrade=e;}

//Menghitung rata – rata nilai Matematik, Bahasa Inggris,IlmuPasti
public double getAverage(){
double result = 0;
result = ( mathGrade+englishGrade+scienceGrade )/3;
return result;
}

//Menghasilkan jumlah instance StudentRecord
public static int getStudentCount(){
return studentCount++;}
}