Rabu, 15 Juni 2011

Ragu untuk beraspirasi

Dewasa ini,setelah 13 tahun lalu pengekangan akan kebebasan berpendapat ditumbangkan,masih tak menghilangkan keraguan yang terbesit sangat lama di benak Saya.Dewasa ini,Saya masih sangat ragu apakah negeri ini benar-benar memberi kebebasan rakyatnya untuk berpendapat.Kebebasan untuk bersuara lantang,bernada menentang.Sama sekali nyaman ragu itu selimuti hati,hingga belum ada tanda-tanda untuk ia(ragu) pergi dari hati yang dihinggapi.
Kadang ragu ini kian kuat ketika dengan keadaan sadar Saya saksikan betapa dilemahkannya orang-orang yang bersuara demi kebenaran,demi kebaikan dan perbaikan kedepannya.Ada Ibu Prita Mulyasari yang harus merasakan dinginnya bui,panasnya meja hijau.Hal-hal yang terpaksa beliau rasakan karena kebebasan berpendapat begitu dikesampingkan,bahkan tak dipertimbangkan sama sekali.Jika kritik itu datang,seharusnya bisa dijadikan bahan perbaikan,bukan jadi hal yang mengancam eksistensi.

Ada lagi Mantan Kabareskrim Polri, Komjem Pol Susno Duadji yang membongkar sedikit kebusukan yang ada di instansi negara tempatnya bekerja.Apa yang terjadi setelah beliau berkoar?.Anda bisa pikirkan sendiri jawabannya.Lalu apakah Saya salah jika ragu akan kebebasan berpendapat itu ada?

Saya ingin sekali suarakan,tapi sangat terhalang,karena ini berkaitan sekali tentang dasar negara.Jika Saya suarakan,mungkin saya akan dijerat dengan pasal yang berkenaan tentang penghinaan dasar negara atau sebagainya.
Lalu,Saya tetap ragu.